Entri Populer

Rabu, 26 Januari 2011

IBU

5 Nov ‘10

Ibu….
Seorang wanita yang kuat
Seorang wanita yang tegar
Seorang pahlawan tak kenal lelah

Seburuk apapun perlakuan anakmu
Tak terbesit sedikitpun kata benci
Selalu saja anakmu mengacuhkan perintahmu
Tak sadarkah mereka
dengan perjuangan wanita yang melahirkannya susah payah
Tak sadarkah mereka
pengorbanan nyawa taruhannya

Dimana rasa kasih sebagai anak
Kau akan merasa menyesal
Jika sesuatu yang berharga telah hilang dari hidupmu
Kau akan menyesal
Tak ada lagi yang memperdulikan dirimu

Apa balasanmu selama ini
Susah, senang dirasa wanita itu
Tidak ada rasa ngeluh dalam hatinya
Selelah apapun itu
Kau tetap jadi prioritas utamanya

Tidak ada harapan banyak darinya
Hanya satu yang tahu
Anaknya menjadi seorang yang sukses
Anaknya menjadi seorang yang shalih
Begitulah sebagian lantunan dari doanya yang suci

Ibu….
Kau wanita mulia
Ibu…
Surga berada dibawah telapak kakimu
Bodohnya mereka yang melawanmu
Durhakanya mereka

Ibu
Maafkan aku
Yang belum sepenuhnya
Mengabulkan keinginanmu
Ibu oh Ibu
Tunggu anakmu
Aku menyayangimu
Aku mencintaimu ibu



Nyawa



Terik menyengat ubun-ubun
Akankah saatnya tiba
Terlalu banyak khilaf yang disengaja
Terlalu banyak kebohongan dalam lisan
Terlalu banyak kepalsuan dalam tingkah

Ketika saatnya tiba
Ketika waktu tak dapat lagi menolong
Siapa yang diharapkan
Hanya Allah, Allah lah tempat memohon segalanya

Namun, terlambat
Sebelum sempat berbuat mahmudah
Sebelum sempat meminta maaf orang tua
Nyawa telah duluan diambil malakikat Izrail

Hingga akhirnya cambuk menjadi terpaannya
Dan neraka menjadi tempatnya
Surga menutup pintunya
Karena kita tak kunjung taubat
Dalam

StoRy

Pemuda Alim

Ada seorang pemuda alim yang sedang dekat denganku. Awalnya aku pikir dia seperti Ustad yang suka berceramah panjang lebar hingga membuatku segan untuk mengobrol dengannya, tapi ternyata dia malah suka melontarkan kata-kata lucu yang membuatku tertawa ngakak satu harian. Suatu hari, sepulang les bimbel dia mau menjempu untuk mengajakku ngobrol disuatu tempat makan.  Aku hubungi nomornya tapi tidak diangkatnya, padahal aku sudah menunggu didepan bimbel 30 menit lamanya. Ketika aku melihat Hp lagi, ternyata ada 1 pesan  darinya : Cha, kamu dimana? Aku di seberang jalan dengan motor Ninja hitam. Aku segera melihat keseberang jalan ternyata dia ada. Akupun berlari dan menyebrangi jalan yang untungnya saat itu tidak banyak kendaraan yang lewat.Senangnya hatiku.
“Ocha!!”, dia melihatku dengan terpanah seolah-olah sedang melihat cewek cantik yang mempesona. “Udah yuk jalan, katanya mau ngobrol, dimana?”, aku buru-buru naik ke motornya. Sungguh tidak seperti yang ku bayangkan, dia adalah anak KD (Kader Dakwah) di sekolahku. Tapi dia mau beteman denganku. Dalam perjalanan kami terdiam, dia juga tidak mengajakku ngobrol. Akhirnya, sampai juga di tempat makan nasi Padang. “Mau pesan apa, cha?”, dia menawarku dengan wajah yang tidak  seperti biasanya. Pelayanpun datang menghampiri kami. “Hm, pesan nasi sama ayam bakar ya, Mbak”. “Aku pesan nasi sama ikan goreng minumnya jus jeruk, Ocha minum apa?”. “sama Mbak, jus jeruk".
Makananpun datang, dia makan pakai tangan sedangkan aku pakai sendok. Sebelum makan aku hidupkan mp3ku dengan lagu Christian Bautista “The way you look at me”. Aku lihat dia asyik melahap makannya, kupun juga ikutan. “Dit, ada lagu baru gak di Hpmu? Lagu barat ya?”. Kataku senang. “Maaf, Cha tapi nanti kamu tidak akan suka dengan lagu-lagu yang ada di Hpku”. “Suka, Dit”. Diapun memberikan Hpnya padaku, alagkah terkutnya aku ketika melihat daftar lagu yang ada di Hpnya, tidak ada satupun lagu barat disana yang ada lagu nasyid dan rohani. Subhanallah, orang tidak nyangka orang sekeren dia menyukai lagu islami, sedangkan aku lebih suka lagu barat. Gayanya yang menarik, dengan celana jeans, baju kemeja dan spatu kets, siapa sangka kalau didalamnya penug dengan islami. Aku saja tidak menyangka bisa dekat dengan dia meskipun kami satu sekolah tapi beda kelas. Namun, baru akhir kllas tiga SMA ini kami dekat. Itupun dekatnya waktu dia mau minjam bukuku.
 “Cha, aku mau ngomong, tapi kamu jangan marah ya?”, dia kelihatan serius, aku pun jadi deg-degan. “Ia, mau ngomong apa, Dit?”. “Maaf ya sebelumnya, bukan maksud untuk berceramah tapi cuman mau ngasih tahu saja, dalam hadits menyatakan bahwa laki-laki tidak boleh memakai pakaian wanita dan wanita tidak boleh memakai pakaian laki-laki. Aku pikir kamu pakai rok Cha, ternyata tidak. Trus, kan hukumnya sunnah kalau kita makan pakai tangan dan kamu malah makan pakai sendok dan garpu. Sabtu  kemarin juga, saat ada acara perpisahaan sekolah, kamu pakai make-up ketebalan, Cha. Wanita tidak boleh memakai make-up kecuali kalau sudah berkeluarga, itupun dianjurkan hanya untuk suaminya kelak, begitu Cha”. Aku terdiam, terkejut, tidak tahu harus berbicara apa lagi. Rasanya aku mau marah, baru kali ini ada yang ceramahin aku sampai ngeluarin hadits lagi. Aku tidak percaya akan hal ini.
“Aku suka wanita memakai rok,Cha dan lagi jika jilbabnya panjang plus kalau bisa pakai cadar”. Sekarang untuk apa dia menyatakan itu semua kepadaku, apakah aku harus berubah seperti yang dia bilang, oh tidak, memang dia siapa lagi cuman teman dan tidak lebih. Aku tidak suka dengan ini semua, apa maksudnya, apakah ingin menyindir aku yang memakai jilbab segitiga dengan baju blus panjang dan celana jeans. Aku memang wanita, tapi beginilah karakterku, aku belum bisa merubah semua ini seperti yang dia bilang. Aku harus bicara apa dengan dia sekarang, nanti dia bicara pakai hadits pula.
“Hm, makasih ya, Dit atas infonya.” Kataku sambil tersenyum manis didepannya. “Jangan terima kasih sama Adit, Cha, Adit hanya menyatakan apa yang selama ini Adit pelajari dalam islam. Adit mau mulai besok Ocha pakai rok ya”. Ya ampun, kan benar, dia mau aku berubah seperti wanita arab. “Nanti kalau Ocha sudah mengerti dengan hal ini, Adit mau ketemu dengan Ocha lagi”. Apa maksudnya?? Aku jadi bingung, apa ini pertanda kalau dia tidak akan menemui aku lagi sebelum aku berubah.
Seminggu kemudian, aku tidak tahu kabarnya lagi. Aku sudah mencoba sms dan menelpon dia, tadi tidak ada jawaban. Dua minggu kemudian, asli tidak ada kabar darinya. Kami tidak pernah berkomunikasi lagi. Sempat juga aku menelpon untuk pamit kepadanya bahwa minggu depan aku akan pergi ke Jakarta untuk melanjutkan sekolah di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Jakarta. Tapi, respon darinya hanya menjawab kata “Ya” dan tidak ada pesan atau nasihat lagi. Sekarang aku tahu, maksud kata-kata dia yang dulu adalah dia tidak mau bertemu denganku lagi kecuali jika aku berubah menjadi wanita yang benar-benar shalihah. Subhanallah , tapi yang tidak aku suka darinya adalah memutuskan tali silaturahmi begitu saja, sungguh tidak adil. Beginikah, yang di ajarkan anak KD(Kader Dakwah) disekolah. Aku tidak membencinya, hanya saja sikapnya yang seperti itu mengurangi nilai dari sifat dan sikapnya yang shalih.

Boleh Berjilbab

Boleh Berjilbab di Kampus
Turki merupakan negara yang sekuler, dimana antara agama dengan pemerintahan negara terpisah dan tidak dapat disatukan. Di awal tahun 1980-an turki sebenarnya sudah jauh lebih dulu dihuni oleh wanita berjilbab. Namun, karena Turki negara sekuler, Muslimah Turki dilarang berjilbab di tempat-tempat tertentu, seperti kampus-kampus dan kantor pemerintahan.
Sebagian dari pelajar turki merasakan pedihnya ketika jilbab mereka ditarik di depan pintu gerbang kampus dan diusir dari kampus. Jilbab adalah masalah sensitive bagi Turki, meskipun mayoritas penduduknya adalah muslim namun negara ini menganut paham sekuler . Mereka menganggap jilbab merupakan tampilan fundamentalis Islam yang bisa mengancam sekuler-an Turki. Bahkan yang mereka takutkan bukan hanya berjilbabnya para muslimah tapi revisi undang-undang ini membuka jalan bagi revisi yang lebih luas untuk meruntuhkan paham sekuler di Turki.
Sejak runtuhnya khilafah Utsmaniyah dan dimulainnya Republik Turki pada masa pemerintahan Presiden Kemal Ataturk (1923), sekulerisme yang diterapkan di negeri ini sangat keras melarang semua ekspresi keislaman warganya. Tidak hanya itu, negara ini juga mencurigai anak-anaknya yang mengaji Al-qur’an dengan nada yang indah berarti hendak meruntuhkan negara. Pemaksaan bahasa adzan dari bahasa Arab ke bahasa Turki juga dilakukan. Mereka yang melanggar ketentuan ini akan dihukum, termasuk hukum penjara.
Merve safa Kavakchi kelahiran 1968, seorang muslimah pakar computer dan berhasil menghafal Al-quran dalam waktu 14 bulan saja. Merve yang sejak kecil ingin menjadi dokter, justru tak bisa melanjutkan sekolahnya di negeri itu karena larangan berjilbab.
Huda kaya seorang wartawan Turki yang terkenal. Ia dan keluarganya mengikuti demonstrasi dan menentang pelarangan jilbab di kota Matlaya. Akibat ulahnya itu, ia dan ketiga putrinya di penjara, Huda dipenjara selama 3 tahun.
Emrin Cebi dan Gulden juga merasakan kepedihan itu. Emrin yang dikeluarkan dari universitas Turki dan terpaksa memilih sekolah di Malaysia dan Gulden yang menjadi pengacara hak asasi merasakan beratnya menggugat larangan berjilbab di pengadilan.
Namun, kabar dari muslimah-muslimah Turki, baru-baru ini pemerintahan Turki mencabut larangan berjilbab di kampus universitas-universitas di Turki. Bahkan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, sebenarnya sudah berkali-kali mencoba untuk menghapus larangan berjilbab. Tapi Mahkamah Konstitusi pada tahun 2008 menolaknya. Namun, baru kini perjuangan itu membuahkan hasil.
Meskipun larangan berjilbab di universitas sudah ditarik, namun jilbab masih tetap dilarang di rumah sakit, institusi pemerintahan dan tempat umum lainnya. Karena untuk mengubah larangan berjilbab, dibutuhkan perubahan konstitusi Turki secara keseluruhan.

PoEm

Tak Tau
Tak ada yang tau
Hati yang berkecamuk
Menyongsong diri seakan hilang
Mungkin emang sudah tak pantas lagi
Memang harus pergi
Tak ada yang menginginkannya lagi
Semua kosong, hampa, bukan bisu


Tak Mendengar
Melayang pergi jauh
Tak ada mau melihatnya
Dia sudah tak ada apa-apanya
Dia terkunci.  Berdiam diri
Semua tidur tak mendengarnya
Tak satupun mau menyapa hangatnya komunikasi
Bayangan ilusi




Goresan
Menapaki jalan yang suram
Berliku kisah. Tak hadirkan keakraban
Hilang indah masa lalu
Terlarut dalam pecahan beling kaca
Tajam menggoreskan noda
Berbekas seakan tak perduli

Hitam
HItam…mana ada yang mengerti
Suram berbatuan mengerikan
Berdarah hati yang terlalu lembut
Terasuk jiwa sukar
Menyinari cahaya merah
Memberi tanda yang baru nan perih