A.
Pengertian Jurnalistik Televisi
Kita tahu bahwa jurnalistik adalah kegiatan mengumpulkan, mengolah dan
menyebarkan informasi berupa berita, feature,
advertising, dan opini melalui media
massa kepada khalayak. Televisi adalah salah satu media massa/ komunikasi
berupa suara dan gambar. Televisi merupaka hasil produk teknologi tinggi yang
menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak kepada khalayak.
Jika seorang jurnalistik cetak risikonya seputar kamera foto yang sering
dirampas oleh pihak yang kurang suka kehadiran wartawan maka jurnalis televisi
memiliki risiko lebih berat lagi yaitu harus berjuang mempertahankan berita
sambil membawa kamera video jenis Betacam yang berat dan harganya mencapai
puluhan juta rupiah. Jadi, jurnalis televisi tidak kalah hebat dengan jurnalis
cetak, mereka harus kerja keras untk mencari dan mendapatkan berita dengan
taruhan nyawa sekalipun.[1]
B.
Sejarah Televisi
Televisi adalah temuan orang-orang Eropa. Perkembangan televise sejalan
dengan kemajuan elektronika sejak ditemukannya transistor oleh William Sockley.
Pada tahun 1923 Vladimir Katajev Zworykin berhasil menciptakan sistem televise
elektris.pada tahun 1930 Philo T. Farnworth menciptakan sistem televisi.
Kemudian Paul Vipkow menciptakan televisi mekanik.
Televisi memiliki tiga generasi, yaitu generasi pertama adalah televise
hitam-putih, generasi kedua adalah televisi warna dengan sistem Phase Alternatting Line (PAL): 625
garis/detik-60 Hertz, National Television
System Committess (NTSC):525 garis/detik-50 Hertz, Sequential Colour a’memoar (SECAM):825 garis/detik-50 Hertz, dan
generasi ketiga adalah High Definition TV
(HDTV). Jepang adalah negara pertama yang mengembangkan tv warna sistem HDTV
dengan garis scanning 1125
garis/detik.[2]
Siaran televise pertama di Indonesia adalah televise hitam-putih pada
tahun 1962. TVRI adalah stasiun televise pertama yang berkembang di Indonesia.
Stasiun tv menyampaikan pesan mengenai berita dan informasi. Liputan Asian
Games IV adalah yang pertama kali ditampilkan oleh TVRI. Kemudian seiring
perkembangan zaman, Indonesia mulai menghasilkan stasiun tv swasta yang tidak
hanya fokus pada berita seremonial
tapi menampilkan feature news dengan
inovatif dan variatif. Saat ini Indonesia sudah mengudara sepuluh stasiun tv
swasta dan satu televisi TVRI.
C.
Berita Televisi
Berita televisi
haruslah menarik, akurat, haru punya kapabilitas untuk memberikan kesaksian
tentang informasi yang diberitakan, semua narasumber harus digali informasinya
secara seimbang, penulis harus menulis sesuai dengan informasi yang didapat
dari realitas, fakta dan narasumber. Disamping itu, materi berita harus disusun
secara ringkas, padat, dan langsung sehingga mudah dipahami. Isi pesan berita
tidak dapat diulang. Penyajiannya dibatasi oleh detik, menit dan jam. Berita
televisi di distribusikan melalui pemancaran/ transmisi.[3]
D.
Budaya dan Pengaruh TV
Semakin berkembangnya zaman, maka semakin berkembang juga teknologi.
Lahirnya budaya televisi (audiovisual) mampu menggeser budaya media cetak.
Budaya televise membuat khalayak menjadi berkurangnya minat baca. Televisi
selalu menghadirkan berita sensasional yang dapat memikat daya tarik khalayak.
Budaya membaca di Indonesia berbeda dengan negara-negara maju. Lihat saja pada launch buku best seller, jika di negara-negara maju mencetak buku best seller sampai jutaan eksemplar maka
di Indonesia hanya mencetak sepuluh ribu eksemplar. Kenyataannya, masyarakat
Indonesia termasuk kategori view society
(keadaan dimana melihat, menonton lebih dominan). Sedangkan di negara-negara
maju termasuk kategori reading society
(keadaan dimana membaca menjadi sebuah kebutuhan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar