Entri Populer

Sabtu, 04 Februari 2012

Media Elektronik/ audiovisual : Jurnalistik Televisi



A.    Pengertian Jurnalistik Televisi
Kita tahu bahwa jurnalistik adalah kegiatan mengumpulkan, mengolah dan menyebarkan informasi berupa berita, feature, advertising, dan opini melalui media massa kepada khalayak. Televisi adalah salah satu media massa/ komunikasi berupa suara dan gambar. Televisi merupaka hasil produk teknologi tinggi yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak kepada khalayak.
Jika seorang jurnalistik cetak risikonya seputar kamera foto yang sering dirampas oleh pihak yang kurang suka kehadiran wartawan maka jurnalis televisi memiliki risiko lebih berat lagi yaitu harus berjuang mempertahankan berita sambil membawa kamera video jenis Betacam yang berat dan harganya mencapai puluhan juta rupiah. Jadi, jurnalis televisi tidak kalah hebat dengan jurnalis cetak, mereka harus kerja keras untk mencari dan mendapatkan berita dengan taruhan nyawa sekalipun.[1]

B.     Sejarah Televisi
Televisi adalah temuan orang-orang Eropa. Perkembangan televise sejalan dengan kemajuan elektronika sejak ditemukannya transistor oleh William Sockley. Pada tahun 1923 Vladimir Katajev Zworykin berhasil menciptakan sistem televise elektris.pada tahun 1930 Philo T. Farnworth menciptakan sistem televisi. Kemudian Paul Vipkow menciptakan televisi mekanik.
Televisi memiliki tiga generasi, yaitu generasi pertama adalah televise hitam-putih, generasi kedua adalah televisi warna dengan sistem Phase Alternatting Line (PAL): 625 garis/detik-60 Hertz, National Television System Committess (NTSC):525 garis/detik-50 Hertz, Sequential Colour a’memoar (SECAM):825 garis/detik-50 Hertz, dan generasi ketiga adalah High Definition TV (HDTV). Jepang adalah negara pertama yang mengembangkan tv warna sistem HDTV dengan garis scanning 1125 garis/detik.[2]
Siaran televise pertama di Indonesia adalah televise hitam-putih pada tahun 1962. TVRI adalah stasiun televise pertama yang berkembang di Indonesia. Stasiun tv menyampaikan pesan mengenai berita dan informasi. Liputan Asian Games IV adalah yang pertama kali ditampilkan oleh TVRI. Kemudian seiring perkembangan zaman, Indonesia mulai menghasilkan stasiun tv swasta yang tidak hanya fokus pada berita seremonial tapi menampilkan feature news dengan inovatif dan variatif. Saat ini Indonesia sudah mengudara sepuluh stasiun tv swasta dan satu televisi TVRI.

C.     Berita Televisi
Berita televisi haruslah menarik, akurat, haru punya kapabilitas untuk memberikan kesaksian tentang informasi yang diberitakan, semua narasumber harus digali informasinya secara seimbang, penulis harus menulis sesuai dengan informasi yang didapat dari realitas, fakta dan narasumber. Disamping itu, materi berita harus disusun secara ringkas, padat, dan langsung sehingga mudah dipahami. Isi pesan berita tidak dapat diulang. Penyajiannya dibatasi oleh detik, menit dan jam. Berita televisi di distribusikan melalui pemancaran/ transmisi.[3]

D.    Budaya dan Pengaruh TV
Semakin berkembangnya zaman, maka semakin berkembang juga teknologi. Lahirnya budaya televisi (audiovisual) mampu menggeser budaya media cetak. Budaya televise membuat khalayak menjadi berkurangnya minat baca. Televisi selalu menghadirkan berita sensasional yang dapat memikat daya tarik khalayak. Budaya membaca di Indonesia berbeda dengan negara-negara maju. Lihat saja pada launch buku best seller, jika di negara-negara maju mencetak buku best seller sampai jutaan eksemplar maka di Indonesia hanya mencetak sepuluh ribu eksemplar. Kenyataannya, masyarakat Indonesia termasuk kategori view society (keadaan dimana melihat, menonton lebih dominan). Sedangkan di negara-negara maju termasuk kategori reading society (keadaan dimana membaca menjadi sebuah kebutuhan).




[1] Askurifai Baskin. JURNALISTIK TELEVISI: Teori dan Praktik. Bandung:Simbiosa Rekatama Media. 2006. h: 6.
[2] Ibid. h: 7-9


[3] Ibid. h: 51-52 dan 60-61

Tidak ada komentar:

Posting Komentar