Bab
I. Pendahuluan
Psikologi adalah ilmu kejiwaan. Sedangkan komunikasi
adalah pesan yang disampaikan komuniaktor kepada komunikan dengan menggunakan
media dan menghasilkan efek. Ada beberapa macam komunikasi seperti komunikasi
intrapribadi, antarpribadi, kelompok dan massa. Pembahasan makalah ini adalah
mengenai komunikasi intrapersonal. Menurut Blake dan Harodlsen, komunikasi
intrapribadi adalah peristiwa komunikasi yang terjadi dalam diri pribadi
seseorang.[1]Bagaimana
setiap orang mengomunikasikan dirinya atau ebrbicara pada diri sendiri.
Dalam sistem komunikasi intrapersonal ada proses mulai
dari individu menerima pesan, menyimpan, mengolah dan menyampaikan kembali
pesan yang disampaikan komunikator dengan kata-kata sendiri. Komuniaksi intrapersonal
memiliki tiga tahap yaitu sensasi, persepsi dan memori. \
Komunikasi intrapersonal mengajak kita untuk intorpeksi
menjadi pribadi yang bisa mengomunikasikan pesan secara efektif dang sesuai
fungsinya yaitu menginformasikan, mendidik, menghibur dan mengubah sikap.
Disamping itu, komunikasi ini memberikan penjelasan tentang cara diri kita
berpikir.
Bab II. Sistem
Komunikasi Intra personal
A. Pengertian
Sistem Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi
adalah proses menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan dimana ada
timbal balik dari komunikan kepada komunikator dan menghasilkan efek yang dapat
mengubah sikap dan perilaku komunikan. Komunikasi Intrapersonal adalah
komunikasi dengan diri sendiri baik berupa imajinasi, perasaan dan berbicara
sendiri atau dalam hati.
Sistem
Komunikasi Intrapersonal merupakan susunan atau elemen-elemen yang ada dalam
proses komunikasi intrapersonal. Komunikasi intrapersonal bertujuan bagaimana
orang menerima, menyimpan, mengolah informasi dan menghasilkannya kembali. Hal
ini melalui tahap sensasi, persepsi, memori dan berpikir.[2]
Ketika
kusni kasdut dihukum mati, di Jakarta muncul kelompok orang berkaus dengan
tulisan Hapus Hukuman Mati. Mereka
menyebut hukuman mati sebagai tindakan balas dendam, yang meruntuhkan
nilai-nilai kemanusiaan, merampas hak paling dasar, dan meniadakan kemungkinan
betaubat. Proses persuasi sudah dimulai. Berbagai reaksi timbul. Seorang
pengacara mendukung gerakan ini dengan alasan: hukuman mati adalah pembunuhan
yang dilegalisasi dan menurut falsafah hukum modern, pemindanaan tidak untuk
membelas dendam, tapi untuk mendidik dan memperbaiki manusia yang rusak. Seorang
tokoh islam menentangnya. hukuman mati, katanya dibenarkan oleh islam bagi
kejahatan mencabut nyawa sesamanya ---- bila keluarga korban tidak
memaafkannya. Ancaman hukuman yang keras tak lain demi terpeliharanya
ketertiban masyarakat. Seorang rohaniwan lain lagi komentarnya, “Gereja Katolik
menentang hukuman mati. tidak sesuai dengan martabat manusia dan semangat
injil”. Tetapi apa kata tukang becak? “itu bukan urusan saya – lebih penting
urusan perut.” (tempo, 16 Februari 1980) [3]
Peristiwa
diatas tadi memiliki unsur stimuli dengan pesan “Hapuskan hukuman mati”. Dari
stimuli itu muncullah beragam tanggapan yang berbeda. Inilah yang dimaksud
dengan komunikasi intrapersonal.
Komunikasi
intrapersonal adalah proses pengelolahan informasi dari menerima informasi,
mengolah, menyimpan dan menghasilkan kembali informasi tersebut. Komunikasi
intrapersonal meliputi sensasi, persepsi, memori, dan berfikir.
1. Sensasi
Berasal
dari kata “sense” artinya alat pengindraan yang menghubungkan organisme dengan
lingkungannya.
Benyamin
B. Wolman menulis “sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak
memerlukan penguraian verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali
berhubungan dengan kegiatan alat indera.[4]
Filusuf John Locke bahwa “there is nothing in the mind expect what was
first in the sense”
Perbedaan dalam menjelaskan sensasi,
fungsi alat indera dalam menerima informasi dari lingkungan sangat penting. Dengan
alat indera manusia akan mengetahui kualitas lingkungannya, dan memperoleh
pengetahuan. Sentuhan yang terjadi melalui alat indera adalah stimuli.
Contohnya: saat teman anda berbicara “Bagus” namun yang didengar anda Agus
2. Persepsi
Persepsi
adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.[5]
contoh persepsi adalah saat anda dipuji oleh dosen “Anda cerdas sekali” namun
yang ditafsirkan oleh otak anda seakan-akan saya mempermainkan anda, inilah
yang disebut persepsi.
Faktor lain yang sangat mempengaruhi
persepsi yakni perhatian.
·
Perhatian (Attention)
Kenneth
E. Andersen, perhatian adalah proses metal ketika stimuli menjadi menonjol
dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah.
Faktor
eksternal penarik perhatian
ü gerakan
ü intensitas
stimuli
ü kebaruan
ü perulangan
Faktor
internal penaruh perhatian
ü faktor
biologis
ü faktor
sosiopsikologis
ü motif
sosiogenis
3. Memori
Memori
adalah sistem yang sangat berstruktur yang menyebabkan seseorang mampu untuk
merekam fakta dan menggunakan pengetahuannya untuk mengarahkannya berprilaku. Dalam
komunikasi intrapersonal, memori memegang peranan yang sangat penting dalam
memperngaruhi persepsi maupun berfikir.
Secara
singkat, memori melewati tiga proses : perekaman, penyimpanan, dan pemanggilan.
perekaman (Encoding) adalah
pencatatan informasi melalui reseptor indera dan sikrit saraf internal.
penyimpanan (storage) proses yang
kedua, adalah menentukan berapa lama informasi itu berada bersama kita, dalam
bentuk apa, dan di mana.[6]
pemanggilan (retrieval) adalah
menggunakan informasi yang disimpan untuk dikelola dan disampaikan.
·
jenis-jenis memori
pemanggilan
diketahui dengan empat cara :
1) pengingatan
(recall)
proses
untuk mengahsilkan kembali fakta dan informasi secara kata demi kata, tanpa
petunjuk jelas.
2) pengenalan
(recognition)
susah
untuk mengingat kembali fakta, lebih mudah mengenalnya kembali.
3) belajar
lagi (relearning)
mengusai
kembali pelajaran termasuk yang telah dipelajari yakni pekerjaan memori.
4) redintegrasi
(redintegration)
menyusun
kembali seluruh masa lalu dari satu petunjuk yang kecil.
·
mekanisme memori
dalam
mekanisme memori terdapat tiga teori
yakni teori aus, teori interferensi dan
teori pengolahan informasi.
I.
teori aus ( Disuse Theory)
menurut
teori ini, memori hilang atau memudar karena waktu. seperti otot, memori kita
baru kuat bila dilatih terus-menerus. William James juga Benton J. Underwood
membuktikan dengan eksperimen bahwa “the
more memorizing one does, the poorer one’s ability to memorize” – makin
sering mengingat makin jelek kemampuan mengingat[7].
II.
teori interferensi (Interference Theory)
B. Penilaian
dan Perubahan Sikap
Manusia
adalah makhluk yang suka menilai terhadap apa saja yang dilihat dan didengar.
Menurut Muxafer Sherif dalam teori penilaian sosial bahwa bagaimana orang
menilai pesan dan bagaimana penilaian yang dibuat tersebut mempengaruhi sistem
kepercayaan yang sudah dimiliki sebelumnya.
Individu member penilaian dengan:
1. Keterlibatan
Ego
Keterlibatan
ego adalah tingkat penerimaan atau penolakan seseorang terhadap pesan
dipengaruhi oleh satu variable penting atau adanya hubungan personal dengan isu
bersangkutan. Misalnya pembalakan hutan secara liar menyebabkan tanah longsor.
Anda menganggap isu tersebut penting karena keterlibatan Ego anda tinggi. Anda
termasuk salah seorang yang tinggal di lingkungan yang pernah terkena longsor
dan anda menganggap isu tersebut penting bagi anda. Sebaliknya jika anda tida
terlibat dalam musibah tanah longsor maka anda memeliki keterlibatan Ego yang
rendah.
2. Jangkar
Sikap
Sherif
menyatakan orang menggunakan jangkar sikap sebagai pembanding ketika menerima
sejumlah pesan yang berbeda-beda atau bahkan bertentangan. Pandangan Sherif
dipengaruhi oleh riset fisik bahwa sejumlah orang diuji kemampuannya dalam
menilai suatu hal. Misalnya tiga ember berisi air berbeda, ember pertama berisi
air panas, ember kedua berisi air dingin, dan ember ketiga berisi hangat.
Ketika tangan kanan anda dicelupkan ke dalam ember pertama, tangan kiri
anda dicelupkan ke ember kedua, maka
keduanya akan merasakan panas dan dingin. Setelah 20 detik, kedua tangan
dicelupkan bersamaan ke ember ketiga maka anda akan merasakan pengalaman yang
membingungkan sehingga menghasilkan suatu peristiwa yang kontras. Tangan kanan
anda tetap merasakan panas dan tangan kiri anda tetap merasakan dingin.
3. Efek
Kontras
Dari
penelitian Sherif bahwa individu memberikan penilaian untuk menerima atau
menolak pesan berdasarkan acuan internal, keterlibatan Ego dan efek kontras.
Efek kontras adalah suatu distorsi persepsi yang mengarah terjadinya polarisasi
ide. Kontras terjadi jika pesan masuk ke dalam wilayah penolakan. Efek
pertentangan terjadi bila individu menilai suatu pesan menjadi lebih jauh atau
bertentangan dengan pandangannya sendiri. Teori penilaian sosial menunjukkan
kepada kita gagasan mengenai hubungan yang erat antara keterlibatan ego dengan
persepsi. Mereka yang memiliki keterlibatan atau komitmen tinggi terhadap suatu
isu menunjukkan wilayah penolakan yang lebar. Setiap pesan yang masuk ke dalam
wilayah penolakan akan diterima atau dirasakan sebagai memiliki intensitas
perbedaan yang tinggi dari yang sebenarnya.
Sikap dapat berubah
dengan efek persuasif. Efek persuasif yang dihasilkannya akan bersikap positif
namun tidak secara keseluruhan. Menurut Sherif, semakin besar perbedaan maka
penerima pesan akan semakin berupaya untuk menyesuaikan sikapnya. Sheriff juga
menyatakan ada beberapa kelompok yang bisa diterima, ditolak dan netral. Ada
empat hal yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Pertama,
pesan yang berada dalam wilayah penerimaan akan dapat mendorong perubahan
sikap.
b. Kedua,
jika Anda menilai suatu argumet atau pesan masuk dalam wilayah penolakan maka
perubahan sikap akan berkurang atau bahkan tidak ada.
c. Ketiga,
jika berbagai argument yang Anda terima berasa antara wilayah penerimaan dan
wilayah dimana Anda berpandangan netral maka kemungkinan perubahan sikap Anda
akan dapat terjadi walaupun berbagai argument itu berbeda dengan argument
sendiri.
d. Keempat,
semakin besar keterlibatan ego Anda dalam suatu isu, semakin luas wilayah
penolakan, semakin kecil wilayah netral maka akan semakin kecil perubahan
sikap. Jadi, perubahan sikap jauh lebih mudah dilakukan terhadap individu yang
tidak memiliki keterlibaan ego dalam suatu isu.[8]
Untuk menghasilkan
pengaruh persuasif maksimum, individu harus menerima informasi atau pesan yang
masuk dalam wilayah penerimaannya. Menurut Sherif, perubakan sikap tidak dapat
dilakukan secara serta merta. Jika individu dengan keterlibatan ego tinggi maka
wilayah penerimaan sempit sehingga perubahan sikap secara signifikan merupakan
kejadian langka. Satu-satunya cara melakukan persuasi terhadap orang-orang
seperti ini adalah dengan tindakan persuasi secara bertahap, sedikit demi
sedikit namun terus-menerus.
C. Manusia
Sebagai Makhluk Berpikir
Richard
Petty dan John Cacioppo mengembangkan Teori ELT (elaboration likelihood theory) bahwa cara orang memperoses suatu
informasi di dalam otaknya terdiri atas dua cara. Pertama membawa informasi ke
jalur sentral atau jalur pusat (central
route), kedua membawa informasi ke jalur peripheral atau jalur pinggiran (peripheral route).
1. Berpikir
Melalui Jalur Sentral
Jalur
ini berfungsi untuk melakukan elaborasi terhadap pesan atau informasi yang
diterima. Elaborasi adalah seberapa jauh seseorang (mampu) berpikir secara
cermat terhadap argumentasi yang relevan terhadap suatu isu dalam komunikasi
persuasif. Jalur sentral digunakan untuk mengolah atau memproses informasi yang
baru diterimanya secara rasional.
2. Berpikir
Melalui Jalur Periferal
Jalur
peripheral dalam otak manusia menawarkan cara mudah untuk menerima atau menolak
informasi yang kita terima. Penerima informasi dari jalur ini cenderung
mengandalkan beberapa argumentasi yang digunakan untuk membuat keputusan secara
cepat. Cialdini mengemukakan ada enam alasan yang digunakan individu untuk
berpikir adalah
1) Konsistensi,
kita sering mendengar perkataan, “kita selalu melakukannya dengan cara seperti
itu”.
2) Sosial,
pernyatannya seperti, “karena orang lain juga melakukannya”.
3) Kesukaan,
“Saya mengenalnya sebagai orang baik, jadi tidak mungkin dia melakukan hal
itu”. Ini karena kita suka terhadap sosoknya maka kita menilai positif.
4) Kekuasaan,
yaitu orang akan mudah membenarkan pandangan orang yang memiliki kekuasaan atas
dirinya, misalnya “karena saya berkata begitu”.
5) Kelangkaan,
perasaan takut kehabisan seperti “Ay cepat nanti kita tidak kebagian”.
6) Tanggapan,
yaitu alasan untuk memberikan respon terhadap suatu pernyataan secara cepat.
3. Motivasi
Berpikir
Menurut
Petty dan Cacioppo, manusia pada dasarnya berkeinginan untuk memiliki sikap
atau pandangan yang benar terhadap semua hal. Otak manusia memiliki semacam
jaring besar yang berfungsi sebagai filter atau penyaringan terhadap setiap
informasi yang kita terima agar tidak kelebihan beban (overload) informasi.
Motivasi
pada dasarnya memiliki tiga faktor yaitu:
1) Keterlibatan
pribadi terhadap suatu topic.
2) Keberagaman
argument.
3) Kecenderungan
pribadi.
4. Kemampuan
Berpikir
Ketika
orang sudah termotivasi untuk memikirkan isi pesan maka tidak serta merta ia
mampu menelaah dan berpikir secara kritis terhadap isi pesan yang diterimanya.
Seseorang tidak akan dapat menggunakan pemikiran kritisnya kecuali ia memiliki
pemahaman atau pengetahuan terhadap isu yang terkait. Petty dan Cacioppo
menyatakan bahwa motivasi dan kemampuan yang dimiliki seseorang berperan besar
dalam meningkatkan kemungkinan suatu pesan atau informasi ditelaah secara
cermat di dalam pikirannya.
5. Kekuatan
Argumen
Menurut
Petty dan Caioppo kekuatan argument adalah argument yang menghasilkan pemikiran
yang menyenangkan ketika didengar dan ditelaah. Telaah dan elaborasi terhadap
argument kuat biasanya akan menghasilkan perubahan pandangan pada diri orang
bersangkutan.
D. Proses
Berpikir dan Merancang Strategi Pesan
Psikologi
komunikasi intrapersonal memberikan perhatian bagaimana komunikator mengelola
pesan untuk disampaikan kepada orang lain.
1. Pengetahuan
prosedural
John Green mengembangkan teori
procedural (procedural knowledge)
bahwa manusia membentuk pesannya dengan menggunakan pengetahuan isi dan
pengetahuan procedural. Dalam teori kumpulan tindakan, pengetahuan procedural
berada di tengah-tengah atau di pusat.
Anda dapat membayangkan ingatan Anda
dipenuhi dengan elemen ingatan yang saling berhubungan. Pengetahuan procedural
terdiri atas elemen ingatan yang terhubungan satu sama lainnya, seperti web
yang berhubungan dengan Internet. Contohnya, Anda akan tersenyum ketika Anda
menyapa seorang rekan dan mengatakan, “Halo, apa kabar?”. Kemudian orang
tersebut menyapa balik dan mengatakan , “Baik, apa kabar?” Anda menyimpan
peristiwa ini dalam ingatan sebagai seperangkat elemen ingatan yang berhubungan
antara situasi menyapa, senyuman, penggunaan kata-kata, dan penerimaan sapaan
balasan.
2. Tujuan
Komunikasi
Tujuan
komunikasi adalah upaya agar orang lain mematuhi apa yang kita inginkan.
Marwell dan Schmitt menggunakan pendekatan teori pertukaran, dimana kepatuan
adalah suatu pertukaran dengan sesuatu hal lain yang diberikan oleh pencari
kepatuhan, Jika Anda mengerjakan apa yang saya inginkan maka saya memberikan
Anda sesuatu imbalannya seperti penghormatan, persetujuan, uang, pembebasan,
kewajiban, perasaan yang menyenangkan. Teori sosial ini berdasarkan asumsi
bahwa orang bertindak untuk mendapatkan sesuatu dari orang lain sebagai
pertukaran. Kesopanan juga merupakan tindakan menyelamatkan muka atau
melindungi muka orang lain. Kesopanan merupakan nilai universal secara
cultural. Brown dan Levinson juga menyebut face
needs atau kebutuhan muka, yaitu ada muka positif (keinginan untuk
dihargai, disetujui) dan
E. Berpikir
Rumit dan Sederhana
1. Konstruk
Personal
Teori
konstruktivisme dibangun berdasarkan teori konstruk pribadi atau konstruk
personal oleh George Kelly bahwa orang memahami pengalamannya dengan cara
mengelompokkan berbagai hal atau peristiwa meurut kesamaanya dan membedakan
berbagai hal dan peristiwa melalui perbedaannya. Konstruk personal diatur untuk
mengidentifikasi suatu objek dan menempatkan objek itu ke dalam suatu kategori.
Kategori ini akan berbeda pemahamannya dari anak-anak hingga dewasa terhadap
suatu objek atau peristiwa.
2. Kompleksitas
Kognitif
Teori
konsturuktivisme mengakui bahwa konstruk personal memiliki latar belakang
sosial melalui interaksi dengan orang lain. Teori ini mengakui efek interaksi
sosial dan budaya dalam sistem kognitif. Komplektifitas kognitif memiliki peran
penting dalam komunikasi. Orang tidak akan memiliki komplektifitas kognitif
yang sama pada setiap topik.
3. Komunikasi
Canggih
Komunikasi
ini terbagi dua yaitu pesan terpusat pada diri dan pesan banyak tujuan. Pesan terpusat pada diri
dimana pembicara mampu mengantisipasi bagaimana berbagai individu memberikan
tanggapan terhadap suatu pesan dan mampu melakukan penyesuaian terhadap cara ia
berkomunikasi. Pesan banyak tujuan adalah upaya pembicara atau penulis untuk
melakukan penyesuaian atau adaptasi terhadap lawan bicara tetapi juga adanya
sejumlah tujuan yang ingin dicapai pada saat bersamaan.
4. Merancang
Pesan
Ada
tiga cara mendesain pesan, yaitu:
1) Logika
Ekspresif (expressive design logic),
adalah orang-orang yang memiliki pandangan bahwa bahasa adalah medium untuk
menyatakan pikiran dan perasaan. Tujuannya adalah keterbukaan dan kejujuran.
2) Logika
Konvensional (convensional design logic)
adalah suatu permainan yang dilakukan dengan bekerja sama. Komunikasi memandang
kepatuhan, batasan-batasan, cara menyampaikan pujian, permintaan maaf dan
ucapan.
3) Logika
Retorik (rhetorical design logic)
adalah proses pembentukan dan negoisasi situasi sosial dan diri sosial.
F. Rencana
Tindakan dan Logika Pesan
Charles
Berger adalah pencetus theory of planning
atau teori rencana sebagai salah satu teori yang cukup dikenal dalam
psikologi komunikasi. Teori rencana menjelaskan proses yang dilalui seseorang
dalam merencanakan perilaku komunikasi mereka.[9]
Rencana adalah gambaran mental dari sejumlah langkah yang ditempuh seseorang
untuk mencapai tujuan.
a) Merencanakan
tindakan
Proses
perencanaan dengan metatujuan berfungsi memandu berbagai rencana yang kita
buat. Memori kerja adalah tempat anda dapat menggunakan bagian dari rencana
lama pengetahuan dan pemikiran kreatif agar menghasilkan suatu cara untuk
mengatasi masalah. Teori rencana mengatakan bahwa semakin banyak pengetahuan
yang anda miliki, maka akan semakin kompleks rencana yang akan dibuat.
b) Logika
pesan
O’Keefe
mengemukakan tiga logika dalam merancang kesan dimulai darin yang paling tidak
terpusat pada orang hingga yang sangat terpusat sebagai berikut:
·
Logika ekspresif
·
Logika konvensional
·
Logika retorika
c) Interpretasi
pesan
Charles
Osgood ahli psikologi sosial, berhasil membangun teori-teori mengenai arti atau
makna yang paling berpengatrunh. Teori yang dikemukakan menjelaskan bagaimana
makna dipelajari hubungan antar makna dengan pikiran dan tindakan. Osgood
pertama mengemukakan teori pembelajaran learning theory. Teori ini berasumsi
bahwa individu memberikan respon terhadsap rangsangan yang berasal dari
lingkungannya.
Makna
bersifat internal dan unik berdasarkan pada pengalaman seseorang dengan
lingkungan alamnya disebut konotatif.
Bab
III. Kesimpulan
1. Komunikasi
intrapersonal bertujuan bagaimana orang menerima, menyimpan, mengolah informasi
dan menghasilkannya kembali. Hal ini melalui tahap sensasi, persepsi, memori
dan berpikir.
2. Manusia
adalah makhluk yang suka menilai terhadap apa saja yang dilihat dan didengar.
3. Cara
orang memperoses suatu informasi di dalam otaknya terdiri atas dua cara.
Pertama membawa informasi ke jalur sentral atau jalur pusat (central route), kedua membawa informasi
ke jalur peripheral atau jalur pinggiran (peripheral
route).
4. Psikologi
komunikasi intrapersonal memberikan perhatian bagaimana komunikator mengelola
pesan untuk disampaikan kepada orang lain.
5. Tujuan
komunikasi adalah upaya agar orang lain mematuhi apa yang kita inginkan.
6. Psikologi
komunikasi dalam teori rencana menjelaskan proses yang dilalui seseorang dalam
merencanakan perilaku komunikasi mereka.
[1]
Rulli Nasrullah. 2012. Komunikasi
Antarbudaya Di Era Budaya Siber.Jakarta: Kencana.h:9
[2]
Drs. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc. Psikologi
Komunikasi. Cetakan Keduapuluhtiga. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2005.
H:49.
[3] Rakhmat,
J. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
[4]
ibid hal. 49
[5]
ibid hal. 51
[6]
ibid hal. 63
[7]
ibid hal. 65
[8]
Morrisan,MA. 2010. Psikologi Komunikasi.Bogor:
Ghalia Indonesia. h:21-26.
[9]
Morrisan,MA. 2010. Psikologi Komunikasi.Bogor:
Ghalia Indonesia. h:73
Tidak ada komentar:
Posting Komentar