Apa itu Ontologi, Epistimologi dan Aksiologi?
Ontologi menurut bahasa yunani, otos berarti ada dan logos berarti perkataan, pikiran, pengetahuan, teori, dan ilmu. Berdasarkan terminologi, Ontologi adalah ilmu yang membahas hakikat ada dan tidak ada, ada yang terikat oleh perwujudan tertentu dan tidak.
Orang yang pertama ingin membahas Hirakirtos sekitar 500 tahun SM, ontologi terbagi menjadi dua yaitu kuantitas(jumlah): bisa banyak, bisa tidak serta menggunakan paham pluralisme, monolisme, dualisme, dan kualitas menurut plato ialah setiap yang ada pasti ada ideal atau hakikatnya, ini terdiri dari alam kenyataan yaitu alam hari ini berbeda dengan alam besok (alam berubah). Sedangkan menurut Aristoteles yang hidup abad 4 SM, kualitas ontologi ialah yang ada materi, Tuhan itu materi, ia menganut paham matrelialisme, hulemarfisme.
Ontologi ilmu adalah teori/ilmu yang membahas tentang apa yang dikaji ilmu/ apanya ilmu(objek kajian ilmu)/ apa yang ingin diketahui.
Epistimologi adalah pengetahuan tentang pengetahuan, teori tentang pengetahuan. Menurut istilah epistimologi adalah teori yang membahas hakikat pengetahuan dan sumber, membahas cara memperoleh pengetahuan, validitas (ukuran) kebenaran (bahwa itu benar secara ilmiah).
Aksiologi secara bahasa dari kata axion(nilai) dan logos(teori). Secara terminology aksiologi ialah ilmu yang membahas untuk apa ilmu digunakan dan tanggung jawab dari ilmu itu sendiri. Nilai dari kegunaan tersebut berdasarkan etika, estetika dan baik-buruknya.
Keterkaitan atau hubungan antara cabang filsafat ialah ontologi (apa), epistimologi(bagaimana) dan aksiologi(untuk apa). Dari ketiga cabang filsafat tersebut yang paling dominan adalah ontologi.