Entri Populer

Selasa, 12 Juni 2012

Personality


A.    Pengertian Kepribadian
1.      Definisi Kepribadian
Kepribadian tidak ada hubungannya dengan sikap berpura-pura, kepribadian merupakan khas bagi setiap orang. kepribadian adalah sebuah kata yang menandakan ciri pembawaan dan pola kelakukan yang bersangkutan yang khas bagi pribadi itu sendiri. Kepribadian meliputi tingkah laku, cara berpikir, perasaan, gerak hati, usaha, aksi, tanggapan terhadap kesempatan dan tekanan, dan cara berinteraksi dengan orang-orang dalam kehidupan sehari-hari.[1] Gaya kepribadian tampak jelas dari hal yang berulang-ulang kita lakukan.
Menurut Allport, kepribadian adalah sebuah organisasi dinamis di dalam sistem psikis dan fisik individu yang menentukan karakteristik perilaku dan pikirannya. Sedangkan menurut Pervin dan John: kepribadian mewakili karakteristik individu yang terdiri dari pola-pola pikiran, perasaan dan perilaku yang konsisten.[2]
                               
B.     Faktor-faktor yang membentuk kepribadian
2.      Faktor-faktor yang membentuk kepribadian, meliputi:
a)      pengalaman umum adalah pengalaman yang dihayati oleh hampir semua anggota masyarakat atau bahkan oleh semua manusia. Misalkan, menghormati orang tua, maka setiap manusia akan di didik untuk menjadi manusia bermoral.
Beberapa pengalaman umum bagi seluruh kebudayaan, dimana bayi dipelihara atau diberi makan oleh orang yang lebih tua, hidup dalam kelompok, belajar berkomunikasi melalui bahasa, mengalami hukuman dan menerima imbalan/pujian dan semacamnya, serta mengalami pengalaman lain yang umum dialami oleh  manusia.
Setiap masyarakat sebenarnya memberikan pengalaman tertentu yang tidak diberikan oleh masyarakat lain kepada anggotanya. Dari pengalaman sosial yang sebenarnya yang umum bagi seluruh anggota masyarakat tertentu, timbullah konfigurasi kepribadian yang khas dari anggota masyarakat tersebut. DuBois menyebutnya sebagai “modal personality” (diambil dari istilah statistis “mode” yang mengacu pada suatu nilai yang paling sering timbul dalam berbagai seri).
Norma-norma kebudayaan yang ada dalam lingkungan masyarakat mengikat manusia sejak saat kelahirannya. Seorang anak diperlakukan dalam cara-cara yang membentuk kepribadian. Setiap kebudayaan menyediakan seperangkat pengaruh umum, yang sangat berbeda dari masyarakat ke masyarakat. Linton mengatakan bahwa setiap kebudayaan menekankan serangkaian pengaruh umum terhadap individu yang tumbuh di bawah kebudayaan masyarakat.
Seorang bayi lahir ke dunia ini sebagai suatu organisme kecil yang egois yang penuh dengan segala macam kebutuhan fisik. Kemudian ia menjadi seorang manusia dengan seperangkat sikap dan nilai, kesukaan dan ketidaksukaan, tujuan serta maksud, pola reaksi, dan konsep yang mendalam serta konsisten tentang dirinya. Setiap orang memperoleh semua itu melalui suatu proses yang disebut sosialisasi.
Sosialisasi adalah suatu proses dengan mana seseorang menghayati (mendarah dagingkan-in) norma-norma kelompok di mana ia hidup sehingga timbullah “diri” yang unik.
b)      pengalaman unik, yaitu setiap orang mempunyai pengalaman-pengalaman yang hanya pernah dialami oleh dirinya sendiri. Setiap anak memasuki suatu unit/kesatuan keluarga yang berbeda. Anak yang dilahirkan pertama, yang  merupakan anak satu-satunya sampai kelahiran anak yang kedua, kemudian akan mempunyai adik laki-laki atau perempuan dengan siapa ia dapat bertengkar. Orang tua berubah dan tidak memperlakukan sama semua anak-nya. Anak-anak memasuki kelompok sebaya yang bebeda, mungkin mempunyai guru yang berbeda dan berhasil melampaui peristiwa yang berbeda pula.
Sepasang anak kembar mempunyai warisan (heredity) yang identik dan (kecuali bila dipisahkan) lebih cenderung memperoleh pengalaman yang sama. Mereka berada dalam suatu keluarga bersama-sama, seringkali mempunyai kelompok sebaya yang sama, dan diperlakukan kurang lebih sama oleh orang lain; akan tetapi bahkan anak kembar pun tidak alami bersama seluruh peristiwa dan pengalaman. Karena pengalaman setiap orang adalah unik dan tidak ada persamaannya. Pengalaman sendiripun tidak ada yang secara sempurna dapat menyamainya.
Suatu inventarisasi dari pengalaman sehari-hari berbagai anak-anak dalam suatu keluarga yang sama akan mengungkapkan banyaknya perbedaan. Maka setiap anak (terkecuali anak kembar yang identik) mempunyai warisan biologis yang unik, yang benar-benar tidak seorangpun dapat menyamainya, dan demikian pula halnya suatu rangkaian pengalaman hidup yang unik tidak dapat benar-benar disamai oleh pengalaman siapapun.[3]
C.     Teori-teori kepribadian
3.      Teori-teori kepribadian, meliputi:
a)pendekatan Tipologis dan Trait
Tipologi, berarti suatu cara menggolong-golongkan sejumlah orang yang dipandang memiliki tipe yang hampir bersamaan.
Tipologi Hypocrates- Galenus menggunakan empat macam cairan yang terdapat didalam tubuh manusia, yaitu:
1.      Darah (sanguinis), cirinya:lincah, selalu riang, optimis, mudah tersenyum, tidak mudah putus asa.
2.      Limpa (flegmatis), cirinya: tenang, dingin, sabar, tidak mudah terpengaruh.
3.      Empedu kuning (choleris), cirinya: garang, lekas marah, mudah tersinggung, pendendam, serius.
4.      Empedu hitam (melankolis), cirinya: kaku, suram, penakut, pesimis.
Tipologi Sigaud, menyusun tipologis atas dasar empat macam fungsi tubuh, yaitu:
1.      Motorik, cirinya: anggota badannya serba panjang dan serba bersudut.
2.      Pernafasan, cirinya: bentuk badannya membusung, wajahnya lebar.
3.      Pencernaan, cirinya: perutnya besar, pinggangnya lebar.
4.      Susuna syaraf sentral, cirinya:langsing, tulang tengkoraknya bagian atas besar sekali.
Tipologi Kretschmer, membagi tipologi berdasar konstitusi jasmani, yaitu:
1.      Tipe piknis, cirinya: serba bulat, serba pendek, perut gendut, wajah bundar, badan berlemak, dada berisi.
2.      Tipe asthenis, cirinya:langsing, anggota bada serba panjang, dada rata, kepala kecil, wajah sempit.
3.      Tipe atletis, cirinya:campuran antara piknis dan asthenis, bentuk tubuhnya kelihatan sempurna karena pola makan dan olahraga yang seimbang.
4.      Tipe desplatis, cirinya:tinggi besar sekali atau kecil dan pendek.[4]
Tipologi William H. Sheldon, ada tiga tipe pokok jasmani manusia, yaitu:
1.      Endomorph, kelihatan gemuk, lembut dan berat badannya rendah.
2.      Mesomorph, kelihatan kokoh, kuat dan otot-ototnya bersegi dan tahan sakit.
3.      Ectomorph, kelihatan jangkung, dada pipih, lemah, otot-ototnya hampir tidak kelihatan.
Trait adalah karakteristik individu yang sifatnya secara relative tetap dan konsisten serta bebeda dari orang satu dengan yang lain. Trait bisa juga dikatakan sifat, yaitu kemampuan untuk mnghadapai bermacam-macam perangsang yang sama. Sifat dan kebiasaan kedua-duanya adalah tendens determinasi, akan tetapi sifat itu lebih umum baik dalam situasi yang dicocokinya maupun dalam response.

b)Teori Psikodinamika
Energi psikis yang mendorong individu untuk bertingkah laku.
Menurut Freud kepribadian terdiri atas tiga system atau aspek, yaitu:
1.      Das Es (the id), yaitu aspek biologis.
Ini merupakan sistem yang orisinil dalam kepribadian. Das Es merupakan “reservoir” energy psikis yang menggerakkan Das Ich dan das Ueber. Energi psikis ini dapat meningkat oleh karena perangsang; baik perangsang dari luar maupun dalam. Fungsinya untuk menghindarkan diri dari ketidak enakan dan mengejar keenakan. Untuk menghilangkan ketidak enakan dan mencapai kenikmatan dar Das Es ada dua cara, yaitu
a)      Reflex dan reaksi otomatis, seperti bersin, berkedip.
b)      Proses primer, seperti orang lapar membayangkan makanan.
2.      Das Ich (the ego), yaitu aspek psikologis.
Ini adalah aspek psikologis dari pada kepribadian dan timbul karena kebutuhan organism untuk berhubungan secara baik dengan dunia kenyataan. Misalnya orang yang lapar harus perlu makan untuk menghilangkan tegangan yang ada dalam dirinya, ini berarti bahwa organism harus dapat membedakan antara khayalan tentang makanan dan kenyataan tentang makanan. Kalau Das Es itu hanya mengenai dunia subyektif(dunia batin) maka Das Ich dapat membedakan sesuatu yang hanya ada didalam batin dan sesuatu yang ada di dunia luar batin(dunia realita).
3.      Das Ueber Ich (the super ego), yaitu aspek sosiologis.
Ini merupakan aspek sosiologis dari pada kepribadian, wakil dari nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat sebagaimana yang dilakukan orangtua kepada anaknya, dengan berbagai perintah dan larangan. Fungsinya ialah menentukan apakah sesuatu benar atau salah, pantas atau tidak. Contohnya perkembangan anak sebagai responden terhadap hadiah dan hukuman yang diberikan orang tua. Dengan maksud untuk mendapatkan hadiah dan menghindari hukuman anak mengatur tingkahlakunya sesuai dengan garis-garis yang dikehendaki oleh orangtuanya.



[1] G. Young, Gregory.  membaca Kepribadian orang.  Jogjakarta: think. 2010

[4] Sujanto, Agus dkk. Psikologi Kepribadian. (Jakarta:BUMI AKSARA, 1991). h. 22-24