A. Pengertian
Kepribadian
1. Definisi
Kepribadian
Kepribadian tidak ada hubungannya
dengan sikap berpura-pura, kepribadian merupakan khas bagi setiap orang. kepribadian
adalah sebuah kata yang menandakan ciri pembawaan dan pola kelakukan yang
bersangkutan yang khas bagi pribadi itu sendiri. Kepribadian meliputi tingkah
laku, cara berpikir, perasaan, gerak hati, usaha, aksi, tanggapan terhadap
kesempatan dan tekanan, dan cara berinteraksi dengan orang-orang dalam kehidupan
sehari-hari.[1]
Gaya kepribadian tampak jelas dari hal yang berulang-ulang kita lakukan.
Menurut Allport,
kepribadian adalah sebuah
organisasi dinamis di dalam sistem psikis dan fisik individu yang menentukan
karakteristik perilaku dan pikirannya. Sedangkan menurut Pervin dan John:
kepribadian mewakili karakteristik individu yang terdiri dari pola-pola
pikiran, perasaan dan perilaku yang konsisten.[2]
B. Faktor-faktor
yang membentuk kepribadian
2. Faktor-faktor
yang membentuk kepribadian, meliputi:
a) pengalaman
umum adalah pengalaman yang dihayati oleh hampir semua anggota masyarakat atau
bahkan oleh semua manusia. Misalkan, menghormati orang tua, maka setiap manusia
akan di didik untuk menjadi manusia bermoral.
Beberapa pengalaman umum bagi seluruh
kebudayaan, dimana bayi dipelihara atau diberi makan oleh orang yang lebih tua,
hidup dalam kelompok, belajar berkomunikasi melalui bahasa, mengalami hukuman
dan menerima imbalan/pujian dan semacamnya, serta mengalami pengalaman lain
yang umum dialami oleh manusia.
Setiap masyarakat sebenarnya memberikan
pengalaman tertentu yang tidak diberikan oleh masyarakat lain kepada anggotanya.
Dari pengalaman sosial yang sebenarnya yang umum bagi seluruh anggota
masyarakat tertentu, timbullah konfigurasi kepribadian yang khas dari anggota
masyarakat tersebut. DuBois menyebutnya sebagai “modal personality” (diambil
dari istilah statistis “mode” yang mengacu pada suatu nilai yang paling sering
timbul dalam berbagai seri).
Norma-norma kebudayaan yang ada dalam
lingkungan masyarakat mengikat manusia sejak saat kelahirannya. Seorang anak
diperlakukan dalam cara-cara yang membentuk kepribadian. Setiap kebudayaan
menyediakan seperangkat pengaruh umum, yang sangat berbeda dari masyarakat ke
masyarakat. Linton mengatakan bahwa setiap kebudayaan menekankan serangkaian
pengaruh umum terhadap individu yang tumbuh di bawah kebudayaan masyarakat.
Seorang bayi lahir ke dunia ini sebagai
suatu organisme kecil yang egois yang penuh dengan segala macam kebutuhan
fisik. Kemudian ia menjadi seorang manusia dengan seperangkat sikap dan nilai,
kesukaan dan ketidaksukaan, tujuan serta maksud, pola reaksi, dan konsep yang
mendalam serta konsisten tentang dirinya. Setiap orang memperoleh semua itu
melalui suatu proses yang disebut sosialisasi.
Sosialisasi adalah suatu proses dengan
mana seseorang menghayati (mendarah dagingkan-in) norma-norma kelompok di mana ia hidup sehingga
timbullah “diri” yang unik.
b) pengalaman
unik, yaitu setiap orang mempunyai pengalaman-pengalaman yang hanya pernah
dialami oleh dirinya sendiri. Setiap
anak memasuki suatu unit/kesatuan keluarga yang berbeda. Anak yang dilahirkan
pertama, yang merupakan anak satu-satunya sampai kelahiran anak yang
kedua, kemudian akan mempunyai adik laki-laki atau perempuan dengan siapa ia
dapat bertengkar. Orang tua berubah dan tidak memperlakukan sama semua
anak-nya. Anak-anak memasuki kelompok sebaya yang bebeda, mungkin mempunyai
guru yang berbeda dan berhasil melampaui peristiwa yang berbeda pula.
Sepasang anak kembar mempunyai warisan
(heredity) yang identik dan (kecuali bila dipisahkan) lebih cenderung
memperoleh pengalaman yang sama. Mereka berada dalam suatu keluarga
bersama-sama, seringkali mempunyai kelompok sebaya yang sama, dan diperlakukan
kurang lebih sama oleh orang lain; akan tetapi bahkan anak kembar pun tidak alami bersama
seluruh peristiwa dan pengalaman. Karena pengalaman setiap orang adalah unik
dan tidak ada persamaannya. Pengalaman sendiripun tidak ada yang secara sempurna
dapat menyamainya.
Suatu inventarisasi dari pengalaman
sehari-hari berbagai anak-anak dalam suatu keluarga yang sama akan
mengungkapkan banyaknya perbedaan. Maka setiap anak (terkecuali anak kembar
yang identik) mempunyai warisan biologis yang unik, yang benar-benar tidak
seorangpun dapat menyamainya,
dan demikian pula halnya suatu rangkaian pengalaman hidup yang unik tidak dapat
benar-benar disamai oleh pengalaman siapapun.[3]
C. Teori-teori
kepribadian
3. Teori-teori
kepribadian, meliputi:
a)pendekatan Tipologis
dan Trait
Tipologi, berarti suatu cara
menggolong-golongkan sejumlah orang yang dipandang memiliki tipe yang hampir
bersamaan.
Tipologi
Hypocrates- Galenus menggunakan empat macam cairan yang terdapat didalam tubuh
manusia, yaitu:
1. Darah
(sanguinis), cirinya:lincah, selalu riang, optimis, mudah tersenyum, tidak
mudah putus asa.
2. Limpa
(flegmatis), cirinya: tenang, dingin, sabar, tidak mudah terpengaruh.
3. Empedu
kuning (choleris), cirinya: garang, lekas marah, mudah tersinggung, pendendam,
serius.
4. Empedu
hitam (melankolis), cirinya: kaku, suram, penakut, pesimis.
Tipologi
Sigaud, menyusun tipologis atas dasar empat macam fungsi tubuh, yaitu:
1. Motorik,
cirinya: anggota badannya serba panjang dan serba bersudut.
2. Pernafasan,
cirinya: bentuk badannya membusung, wajahnya lebar.
3. Pencernaan,
cirinya: perutnya besar, pinggangnya lebar.
4. Susuna
syaraf sentral, cirinya:langsing, tulang tengkoraknya bagian atas besar sekali.
Tipologi
Kretschmer, membagi tipologi berdasar konstitusi jasmani, yaitu:
1. Tipe
piknis, cirinya: serba bulat, serba pendek, perut gendut, wajah bundar, badan
berlemak, dada berisi.
2. Tipe
asthenis, cirinya:langsing, anggota bada serba panjang, dada rata, kepala
kecil, wajah sempit.
3. Tipe
atletis, cirinya:campuran antara piknis dan asthenis, bentuk tubuhnya kelihatan
sempurna karena pola makan dan olahraga yang seimbang.
4. Tipe
desplatis, cirinya:tinggi besar sekali atau kecil dan pendek.[4]
Tipologi
William H. Sheldon, ada tiga tipe pokok jasmani manusia, yaitu:
1. Endomorph,
kelihatan gemuk, lembut dan berat badannya rendah.
2. Mesomorph,
kelihatan kokoh, kuat dan otot-ototnya bersegi dan tahan sakit.
3. Ectomorph,
kelihatan jangkung, dada pipih, lemah, otot-ototnya hampir tidak kelihatan.
Trait
adalah karakteristik individu yang sifatnya secara relative tetap dan konsisten
serta bebeda dari orang satu dengan yang lain. Trait bisa juga dikatakan sifat,
yaitu kemampuan untuk mnghadapai bermacam-macam perangsang yang sama. Sifat dan
kebiasaan kedua-duanya adalah tendens determinasi, akan tetapi sifat itu lebih
umum baik dalam situasi yang dicocokinya maupun dalam response.
b)Teori Psikodinamika
Energi psikis yang
mendorong individu untuk bertingkah laku.
Menurut Freud
kepribadian terdiri atas tiga system atau aspek, yaitu:
1. Das
Es (the id), yaitu aspek biologis.
Ini merupakan sistem
yang orisinil dalam kepribadian. Das Es merupakan “reservoir” energy psikis
yang menggerakkan Das Ich dan das Ueber. Energi psikis ini dapat meningkat oleh
karena perangsang; baik perangsang dari luar maupun dalam. Fungsinya untuk
menghindarkan diri dari ketidak enakan dan mengejar keenakan. Untuk
menghilangkan ketidak enakan dan mencapai kenikmatan dar Das Es ada dua cara,
yaitu
a) Reflex
dan reaksi otomatis, seperti bersin, berkedip.
b) Proses
primer, seperti orang lapar membayangkan makanan.
2. Das
Ich (the ego), yaitu aspek psikologis.
Ini adalah aspek
psikologis dari pada kepribadian dan timbul karena kebutuhan organism untuk
berhubungan secara baik dengan dunia kenyataan. Misalnya orang yang lapar harus
perlu makan untuk menghilangkan tegangan yang ada dalam dirinya, ini berarti
bahwa organism harus dapat membedakan antara khayalan tentang makanan dan
kenyataan tentang makanan. Kalau Das Es itu hanya mengenai dunia
subyektif(dunia batin) maka Das Ich dapat membedakan sesuatu yang hanya ada
didalam batin dan sesuatu yang ada di dunia luar batin(dunia realita).
3. Das
Ueber Ich (the super ego), yaitu aspek sosiologis.
Ini merupakan aspek
sosiologis dari pada kepribadian, wakil dari nilai-nilai tradisional serta
cita-cita masyarakat sebagaimana yang dilakukan orangtua kepada anaknya, dengan
berbagai perintah dan larangan. Fungsinya ialah menentukan apakah sesuatu benar
atau salah, pantas atau tidak. Contohnya perkembangan anak sebagai responden
terhadap hadiah dan hukuman yang diberikan orang tua. Dengan maksud untuk
mendapatkan hadiah dan menghindari hukuman anak mengatur tingkahlakunya sesuai
dengan garis-garis yang dikehendaki oleh orangtuanya.
[1] G.
Young, Gregory. membaca Kepribadian orang. Jogjakarta: think. 2010
[2]
rumahbelajarpsikologi.com/index.php/kepribadian.html. Kamis, 21 April
2011, 19.00.
[3] http://ips.engviet.com/2011/02/13/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pembentukan-kepribadian/k.
Jum’at, 22 April 2011. 09.00.
[4]
Sujanto, Agus dkk. Psikologi Kepribadian.
(Jakarta:BUMI AKSARA, 1991). h. 22-24